Minggu, 23 Januari 2011

Unfinished Story

Nih Cerpen yang di jamin ga bakal ngebosenin jika dibaca.
meskipun panjang cerpennya, namun cerpen ini saya yakin membuat anda sangat senang dan tertarik untuk membacanya kembali.
selamat membaca....






“Halo..!! suara itu terdengar seberang telphone.

“Iya, dengan siapa ini ?! jawab ku.

“Hahaha… lupa bang ya ? ini aku Anta..



Sejenak aku berfikir, siapa gerangan orang yang bernama Anta. Mungkin dia mau nagih hutang kali. Kebiasaan buruk ku ngutang ke temen-temen dikampus lupa tuh ama siapa aja. Kadang-kadang pernah ngutang ke adik leting padahal aku belum tau dia siapa.



“Iya berapa ?! tanya ku.

“Apanya yang berapa bang?! Ini aku Anta temen sekontrakan waktu dicairo dulu. Ingat nggak ?!

“Oohh… iya Ta sorry, kirain tadi anak-anak dikampus pada nagih hutang ha ha .. Apa kabar Anta ? Lama ya ga jumpa.

“Baik bang, sekarang Aby dimana ?!

“Aku di medan sekarang Ta. Kau sendiri dimana ? eh udah meried apa belum ni ??

“Belum donk bang. Tapi udah ada calon kok, doain aja nggak lama lagi udah jadi abi ha ha.

“Amiinnn…, mana nich calon nya satu? Aku calon pun belum ada nich.

“Halah… abang nggak bisa dipercaya. Dulukan rajanya merayu ha ha

“Serius Ta, udah lama aku jomblo. Nggak ada yang cocok sich.

“Bener ni mau ? ada kenalan dijakarta. Nanti abang telpon aja dia.

“iya, mana nomor nya?

“ 0812 …….. , tuh telpon aja bang. Jangan bilang dari aku yah. Tau sendiri lah abang cara ngolah nya.



Begitulah awal mulanya aku mendapatkan nomor telpon seorang gadis jakarta. Kata Anta, orang nya lumayan cantik and asik. Tapi bagiku kecantikan bukan sebuah prioritas, yang penting dianya sayang ama aku, dan mau menerimaku.

Singkat kata akhirnya dikemudian harinya aku telpon tuh cewek dengan alasan hendak berkenalan. Aku ngakunya ngetes-ngetes nomor doank, atau istilah medan pencet² ga sengaja. Kita sempat tertawa riang waktu itu, die ngedobrak terus buat ngaku. Akhir aku menyerah juga he he.. aku berterus terang ke dia, setelah ku tau dia ternyata orang yang pernah aku lihat sebelumnya. Meskipun hanya sekilas, aku sempat menaruh rasa waktu pertama sekali melihat dia di foto friendster. Nama nya Mala.



“Aby udah tau Mala kan? Katanya udah pernah lihat. Aby ada FB nggak? Add dong biar Mala juga bisa liat Aby.

“Aby nggak punya Fb Mala. Nanti deh Aby buat dulu nanti Aby add Mala nya. Mang Fb Mala apaan ?

“ Mala Al-arabi nama Fb Mala bang, add yach..

“ Tau nggak? Sebenarnya Aby takut tadi mau telpon Mala, takut dicuekin he he he.



Lumayan lama kita ngobrol, sampai akhirnya die pamit makan. Dan aku menutup telpon dengan hati yang riang gembira. Aku menaruh harapan semoga Mala orang yang aku cari selama ini.

Keesokan harinya aku sempat kan diriku singgah ke sebuah warnet, sungguh penasaran aku dibuat. Ingin sekali secepat nya dapat melihat Facebook nya Mala. Aku masih ingat nama facebook yang dikasih Mala waktu pertama kali telpon dia malam itu. Tapi aku belum punya Facebook, berarti aku harus buat Facebook ku dulu.



Setelah masuk ke sebuah warnet, aku langsung menuju kemeja operatornya dan bertanya;



“ Ada yang kosong bang ?!



Sambil melihat ke layar monitornya operatos itu menjawab,



“Belum ada bang !



Waduh, tiba-tiba aja perasaan kecewa timbul di hatiku. Kenapa aku harus masuk ke warnet ini tadi, coba aku ke warnet satunya lagi kira-kira 200 M aku harus jalan kaki lagi, mungkin ada kosong. Tapi aku coba tenangkan diri dan mengambil keputusan untuk menunggu sekiranya ada yang kosong nanti, aku minta operatornya untuk panggil aku. Aku duduk termenung di kursi yang di sediakan warnet di depannya, rasa penasaran itu makin mengebu-gebu di hatiku, ditambah lagi degup jantungku yang semakin tak beraturan. Aku senyum-senyum sendiri, dan berguman dalam hati;



“Gila loe by, masa belum apa-apa dah segitu nya. Jangan terlalu banyak berharap nanti loe kecewa lagi.



Akhirnya setelah sekian lama menunggu, aku di panggil sama operator warnetnya, akhirnya aku mendapatkan komputer yang kosong di warnet tersebut. Kulirik jam tangan ku, ternyata sudah 30 menit aku duduk bengong didepan warnet itu.



“Waduh, lama juga gue nunggu disini heheh.



Guman ku dalam hati, seraya beranjak dari duduk dan masuk kedalam warnet tersebut. Aku menuju ke sebuah meja komputer yang di tunjuk operator warnet itu dan menhidupkan komputer tersebut. Aku open sebuah icon internet browsing yang disitu tertulis nama Firefox, dan kutulis sebuah Url yang tidak lain adalah link untuk meregister Facebook. Setelah sekian lama aku sibuk membuat facebook, akhirnya siap juga. Kini aku telah memiliki sebua account facebook.



Aku mencoba mengotak-ngatik dan akhirnya aku mencari facebook nya Mala melalui layanan Search. Dengan sendirinya muncul lah sebuah foto yang pernah aku kenal sebelumnya. Ya … aku yakin banget pernah melihat foto ini sebelumnya. Tapi aku tidak bisa berbuat banyak disitu, karena aku belum Add jadi friend ku di Facebook. Sekitar sejaman aku sibuk mengotak-ngatik Facebook, setelah aku add Fb Mala akhir nya aku putuskan pulang. Aku merogoh beberapa lembaran uang ribuan dan membayar ke operator warnet tersebut.



Dalam perjalanan pulang aku kembali berfikir, kenapa dengan diriku? Kenapa semuanya terasa begitu cepat terjadi? Kenapa aku cepat sekali fall in? beribu pertanyaan muncul dalam benak ku, dan aku tidak dapat menemukan jawabannya. Aku terus melangkah pulang dengan fikiran terus menerawang, jiwaku terus bertanya kenapa? Gimana nantinya? Dan apa yang akan terjadi lagi nantinya? Tapi aku yakin dalam hatiku, bahwa aku memang telah menaruh harapan besar padanya. Aku juga tidak tahu kenapa itu terjadi begitu saja tanpa ada alasan apa-apa. Memang mungkin sedikit aneh, tapi itulah kenyataan nya. Aku telah fall in padanya.



“Semoga kali ini benar-benar cinta !



Aku cuma bisa berharapa begitu, harapan semoga aku tidak disakiti lagi kedepan nya. Seperti halnya yang dulu-dulu pernah aku rasakan. Sakit rasanya apabila harus bertepuk sebelah tangan, sangat sakit rasanya apabila ditinggal ditengah jalan. Kendatipun aku sadar akan akibatnya, aku tetap aja kalah dengan perasaanku sendiri. Aku tidak pernah bisa berduel dengannya.



Malam nya aku coba untuk menelpon Mala lagi, kita ngobrol banyak malam itu. Aku sempat terharu sekali ketika dia memanggilku dengan sebutan “sayang”. Tapi aku tetap berusaha biasa, aku tidak mau dia meremehkan aku karena aku telah tersihir dengan kata-kata sayang yang dia ucapkan itu. Aku juga berusaha untuk membahasakan dia dengan panggilan sayang. Malam itu dia sempat MMS ke aku beberapa lembar foto melalui HP. Iya foto itu yang kulihat di FB tadi siang. Aku senang banget malam itu. Bahagia banget rasanya kalo harapanku bisa menjadi kenyataan. Mungkin akulah orang yang paling bahagia waktu itu.



Bayangkan aja, Mala orang yang cantik berbahasa yang ramah dan lembut, dan yang lebih membuatku terkagum-kagum adalah, dia orang yang terpelajar. Baik dari segi ilmu pengetahuan maupun ilmu agama. Dia juga orang yang dewasa banget, hal itu dapat aku ketahui dari cara dia ngomong ke aku.



Kita begitu gembira malam itu, saling cerita satu sama lain. Sharing mengenai pribadi masing-masing. Dan aku begitu yakin dengan keputusanku untuk menaruh harapan padanya. Sungguh aku fall in padanya. Begitu indah suasana hatiku malam itu.



“Mala, kita kenapa yah ? hehe.. tanya ku sambil bercanda ke dia.

“Iya bang ya, kenapa ya? Kok rasanya begitu cepat terjadi ya?

“iya Mala, tapi Aby jujur dari hati Aby. Aby senang bisa kenalan ma Mala. Dan Aby telah suka sama Mala.

“ah, masa sihh… jawab nya canda.

“iya bang, Mala juga senang bisa kenalan sama Aby, dan itu benar dari hati Mala. Sambung mala menjawab curhan hatiku.

“makasih mala ya, dah mau kenalan ma Aby.

“iya bang ! sama-sama.

Sungguh malam itu adalah malam yang sangat indah, dan aku tidur dengan hati yang bersinar. Lelap sekali tidurku malam itu. Aku begitu bahagia.



…..



Beberapa hari kemudian, aku kembali mencoba untuk menelpon Mala. Awal nya tidak ada jawaban diseberang sana, ada apa ? aku mulai bertanya. Setelah aku coba dial beberapa kali akhirnya telpon diangkat juga.

“Assalamu’alaikum !

“wa’alaikum salam bang. Jawab nya, tapi kali itu aku merasa ada yang lain. Ntah aku yang terlalu peka atau memang telah terjadi sesuatu dengan Mala. Aku merasa ada yang lain dengan nada suaranya.

“kemana aja? Kok nggak di angkat Aby telpon dari tadi?

“tadi Mala tidur, nggak dengar suara hp.

“ oohh.. kirain ga mau angkat lagi telepon dari Aby, hehehe.

“Nggak kok, biasa aja. Ada apa bang?

“ Nggak, pengen telpon aja. Kan dah berapa hari ini ga telpon. Gimana kabarnya?

“Lagi kurang enak badan bang. Capek banget, banyak kerjaan.

Begitulah singkat percakapan hari itu. Biarpun begitu aku merasa ada yang aneh dengan Mala, aku merasa dia lain dari beberapa hari yang lalu. Hatiku menjadi nggak tenang, aku terus bertanya kenapa, dan ada apa ? tapi jawaban nya tetap tidak kutemukan. Sesekali aku coba sms Mala hari itu, tapi tidak ada balasan dari dia. Aku makin tidak tenang saja, perasaan jadi nggak enak terus. Sampai aku ingin menangis.

Mungkin bagi pembaca akan merasa sangat aneh, masa seorang lelaki bisa menangis. Tapi itulah kenyataan nya, pria juga punya kelemahan. Setiap insan punya kelemahan masing-masing. Biarpun jiwa prian dikenal keras, tetap aja pria memiliki sisi lembut dihatinya. Ketika sisi tersebut disentuh, pria akan mengeluarkan air mata. Itu bukan airmata buaya, karena pada dasarnya pria tidaklah mudah menangis, tapi ketika air matanya mengalir, itu benar-benar datang dari benak hatinya yang paling dalam.

Beberapa hari itu, aku menjalani hidupku bagai mayat hidup. Hilang rasanya semangat dijiwaku. Aku terus memikirkan apa yang sebenarnya terjadi? Akankah aku mendapatkan Mala, atau haruskah aku kehilangan dia. Memang, mungkin begitu cepat rasanya unkapan cinta aku utarakan. Tapi itu telah terjadi.

Fikiranku terus mengenang satu malam yang begitu bahagia. Biarpun hanya ditelpon, tapi aku dapat merasakan kehangatan cinta. Iya, malam itu kita bercanda gembira dengan panggilan-panggilan romantis yang keluar dari mulutnya dan mulutku juga. Aku terus berharap semoga aku masih ada kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan itu kembali. Tapi apa aku seberuntung itu?

Dalam beberapa hari itu, aku terus sms dan mencoba untuk telpon Mala. Tapi aku tidak mendapatkan adanya respon yang positif dari Mala. Kadang kala aku telpon, yang angkat bukan dia. Tapi sepupunya atau saudaranya, alasannya Mala pergi Hpnya nggak dibawa. Padahal aku bisa dengar dengan sangat jelas suara dia ada dirumah. Hanya saja dia tidak mau angkat telpon dariku sendiri. Dia suruh saudara sepupunya yang angkat. Dan itu membuatku sangat sedih. Kadang kala aku telpon dia yang angkat, tapi dia tidak bicara. Hanya riuh suara ramai diseberang yang dapat aku dengar. Memang sih dirumah dia selalu ramai, banyak saudara-saudara sepupunya yang tinggal dirumah dia.

Suatu waktu aku telpon dia menjawab.

“ kenapa nggak pernah mau angkat telpon dari Aby ?

Aku terus bertanya seperti itu kedia.

“mana ada. Jawabnya singakat.

“Aby tau mala ada disitu, waktu sepupu mala angkat telpon Aby. Tapi kenapa mala tidak mau angkat sendiri? Sebenarnya ada apa mala ? tanyaku mengintrogasi Mala.

“Mala biasa-biasa aja kok. Nggak ada apa-apa.

Jawaban nya terus mengelak, dia tidak mau berterus terang apa yang terjadi sebenar nya. Tapi aku terus mendesak dia meskipun tetap saja aku tidak mendapat jawaban nya. Aku telah mengambil keputusan, aku hanya pengen tau hal yang sebenarnya. Biarpun kebenaran nya akan membuatku sakit, sedih atau kecewa. Tidak apa bagiku, yang penting aku tau apa yang terjadi sebenarnya.

Kalaupun tiada harapan lagi bagiku untuk mendapatkan kebahagiaan itu. Tapi kan tidak seharusnya dia bersikap seperti itu ke aku. Kenapa tidak bicara langsung? Kenapa aku harus digantung seperti ini? Aku merasa seperti orang bodoh saja, yang mengemis sedikit perasaan cintak dari seorang bidadari yang ntah dimana wujudnya. Tapi itu terjadi, dan aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Aku merasa diriku hanyalah permainan bagi Mala. Mungkin aku hanya tempat singgahan baginya. Aku hanya pengobat sementara baginya. Aku merasa digantung banget sama Mala, dia tidak menjawab “TIDAK” dan juga tidak menjawab “IYA”. Sungguh aku tidak suka banget suasana digantung seperti ini. Aku ibarat terjebat diantara langit dan bumi, tidak ada pijakan untuk melangkah. Bahkah untuk menggerak tubuhku saja tidak bisa.

Kenapa kebahagiaan itu cuma aku rasakan semalam saja? Apa aku tidak berhak mendapatkan kebahagiaan dan pancaran cinta kasih seorang hawa ?


Hari-hari ku kini begitu menyedihkan …

Pagi itu, dengan rasa malas aku berusaha untuk membuka mataku dari tidurku. Akhir-akhir ini aku tidak pernah bisa tidur pulas seperti halnya malam itu. Malam yang sekarang hanyalah sebuah kenangan bagiku. Semalam yang begitu bahagia dengan pancaran sinar cinta. Tapi semua itu kini tidak lagi kumiliki. Enggan rasanya badanku untuk beranjak bangun dari tempat tidur, jiwa semangatku kini entah dimana. Kini aku hanyalah seonggok daging hidup yang hanya bisa berharap dan dan berdoa.

Usahaku untuk tetap semangat, biarpun dengan hati yang tidak pernah ada kata ketenangan. Aku berusaha kekamar mandi dan mengambil wudhu’, setelah sholat subuh aku bereskan tempat tidur dan peralatanku untuk kecampus. Semuanya ku lakukan dengan jiwa yang kacau, kadang aku tidak sadar sedang berbuat apa. Gerak langkahku yang kaku rasanya tak hidup lagi. Aku kedapur dan berusaha mencari sesuatu untuk mengisi perutku dipagi itu.

Aku ingat harus kekampus, ada ujian hari ini. Tapi aku tidak yakin apa aku bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan diberikan dosen dengan fikiranku yang tidak ada ketenangan ini? Aku tidak yakin aku bisa melakukan nya. Tetap aja aku harus hadir kekampus meskipun aku melangkah bagaikan manyat. Hari ini adalah hari yang menentukan kelulusanku. Mana bisa aku tinggalin…

Sesampai di kampus…

“ pagi by..

Sapa salah satu kawan ku yang udah lebih dulu sampai. Aku sering nongkrong dikantin bareng teman-teman kalo kita tidak dalam kelas. Kita lebih sering diskusi di kantin sambil menikmati secangkir kopi.

“pagi juga bro ..

Jawabkn dengan nada suara yang sungguh sangat memprihatinkan.

“kenapa loe bro ? sakit?

tanya kawan ku lagi.

“nggak bro, gw lagi ada masalah banget sekarang. Gw lagi stress banget sekarang ini. Ujian nanti juga gw ga yakin bisa ngejawabnya.

Aku mencoba menerangkan masalahku pada temanku.

“sabar bro, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Tinggal kita yang memutuskan jalan mana yang kita pilih. Jalani dengan dada yang terbuka, berserang diri Kepada Yang Maha Kuasa.

“iya bro, makasih nasehat nya.

“jangan sungkan-sungkan, kalo ada yang bisa gw Bantu kasih tau aja ya.

Kata teman ku mengajukan diri untuk membantu. Tapi apa mungkin aku minta tolong ke temen tentang hal ini. Apa kata mereka nanti, mana hasbi yang terkenal dengan sabarnya selama ini, mana hasbi yang dikenal dengan tenangnya selama ini, mana hasbi yang dikenal telah banyak pengalaman baik dalam menjalani susahnya hidup. Aku hanya bisa tersenyum memberi tanggapan akan ajuan nya.

Singkat cerita, hari itu dikampus aku menjalani perkuliahan dengan hati yang gundah. Aku tidak yakin akan jawaban-jawaban dalam ujianku. Aku tidak yakin apa aku bisa lulus dari ujian tersebut. Semuany aku serahkan Kepada Yang Maha Kuasa, semoga Allah memberikan aku kemudahan atas segala urusanku. Aminn

Selesai dari ruang ujian, aku terus pulang. Hal ini tidak biasanya begitu, biasanya aku kumpul dulu ma teman-teman yang lain. Kami sering sempatkan diri untuk kumpul dikantin sebelum pulang kuliah. Kami sempatkan diri untuk meneguk secangkir kopi sambil sharing dan diskusi tentang tugas-tugas kampus yang belum selesai. Kami saling memberi support satu salam lain. Tapi hari itu aku absent di kantin, hal itu membuat salah satu kawan ku sms aku, nama nya Angga.

Isi sms nya ;

“ Salam bro, ada apa? Kok ente langsung pulang gitu? Lagi ada masalah? Sharing donk ma teman-teman. Kali aja ada yang bisa kita Bantu. Sebagai teman kita harus saling tolong menolong kan ? itu moto kita kan bro? tapi gw yakin loe bisa.. sahabat baik loe Annga !”

Sms kawan ku tidak kubalas, fikiran ku masih terus memikirkan Mala. Hatiku terus meronta, kadang kala aku merasa takut kehilangan Mala, kadang kala aku mikir dengan pasrah. Mungkin ini jalan yang terbaik. Tapi tetap aja aku tidak tenang, sungguh ini membuat jiwa semangat ku hilang. Help me God !

Sesampainya dirumah, aku terus kekamar mandi. Ambil air wudhu’ dan sholat ashar, setelah sholat aku berdo’a.

“ Ya Allah, Tolonglah hamba-MU ini. Beri hamba-MU ini petunjuk dan jalan yang benar Ya Allah… sungguh hamba sangat lemah akan ujian-MU kali ini. Beri hamba Petunjuk-MU Ya Allah …

Aku menangis memohon kepada Allah, sampai aku tidak sadarkan diri dan tertidur disajadahku. Ketika aku terbangun, aku telah mendengarkan kumandang sholat magrib. Ya Allah, aku telah kehilangan Sholat ashar ku, aku tertidur tadi. Aku berusaha bangkit dan meraih handuk serta peralatan mandi. Terasa badan ku begitu berat dan sakit seluruh tubuh. Aku ingin mandi agar tubuhku kembali segar, serta ingin menjalankan ibadah Sholat magrib.

Selesai sholat magrib, aku keluar kewarung depan untuk membeli makan. Aku tidak masak malam ini, enggan rasanya menyentuh dapur, padahal tidak biasanya aku makan diluar. Aku lebih senang belanja dan masak dirumah sesuai seleraku sendiri. Tapi hari ini benar-benar enggan sekali masak. Hatiku masih tidak karuan.

Tidak lama setelah makan, kumandang adzan ‘Isya pun terdengar. Aku memutuskan untuk sholat ‘Isya di mesjid. Semoga esok hari aku akan menjadi lebih baik lagi. Kembali ceria seperti hari-hari sebelum nya. Kembali bersemangat dan fresh. Setelah sholat ‘Isya aku kembali kerumah, dan memutuskan untuk tidur lebih awal malam itu.

Pagi ini, aku bangun tidur dengan agak semangat. Aku kembali merasakan hidupku kembali, biarpun masih saja memikirkan tentang mala. Aku telah mengambil keputusan untuk tidak banyak mengharap lagi. Mungkin ini adalah jalan yang terbaik yang diberikan Allah terhadapku. Aku yakin, kalau memang Mala jodohku dia pasti akan menjadi milikku suatu hari. Dan dia pasti akan menerima hati tulusku suatu hari.

Setelah selesai sholat subuh, seperti biasanya aku membereskan tempat tidurku dan peralatan-peralatan ke kampus. Setelah itu aku beranjak kekampus untuk menyiapkan sarapanku. Hari ini aku ingin sarapan nasi goring, aku periksa bahan-bahan nya masih ada dikulkas. Dan aku mulai masak. Setelah selesai masak dan sarapan, aku mandi dan bersiap-siap kekampus. Hari ini adalah hari kamis, dimana hari terakhir aku kekampus dalam seminggu. Aku ingin hari ini lebih baik dari kamarin.

Dalam perjalanan kekampus, aku terus berfikir, aku harus gimana sekarang ini. Akhirnya aku bertekad untuk tidak lagi mengharap banyak, cinta tidak selalu memiliki. Tapi perasaanku sudah aku berikan pada mala. Biarpun aku tidak pernah bertemu dengan dia langsung, tapi perasaan ini benar-benar tulus dari hati. Biarpun aku harus bertepuk sebelah tangan, tapi aku memutuskan untuk menjaga cinta ini. Perasaan tulus yang datang dari hatiku buat Mala.Aku akan terus mencitai biarpun tidak ada balasan dari dia. Aku udah kepalang basah, fall in terhadapnya. Dan aku tidak bisa untuk mundur lagi.

Aku lihat hpku, dan ingin menelpon mala. Tapi aku nggak mau suasana hatiku sakit lagi nanti. Aku cuma sms dia, meskipun tidak ada balasan nggak apa-apa. Setibanya dikampus aku seperti biasanya ke kantin terlebih dahulu. Satupun teman ku belum kelihatan, mungkin mereka belum pada datang. Atau aku yang kepagian banget datang nya. Hehehe.. aku coba sms kawan-kawan, kok belum pada datang.

Tidak lama kemudian satu persatu sahabat baikku datang. Seperti biasanya kita duduk-duduk sambil minum kopi, dan diskusi tentang matakuliah sambil menunggu jam masuk kelas. Aku kembali normal seperti biasanya, meskipun masih terkengan lagi kenangan indah malam itu. Kini aku udah bisa tersenyum kembali meski agak terpaksa. Aku tidak mau terlarut dalam kekecewaan. Biarkan saja mereka yang mempermainkan hatiku, asalkan aku tidak mempermainkan hati mereka. Itu adalah moto ku !

Minggu itu hari-hariku berjalan seperti biasanya, begitu juga hari-hari berikutnya suasana kembali ceria. Aku kembali tersenyum dan kembali berkumpul dengan sahabat-sahabatku. Meski masih ada sisa getir sedih dihati, tidak akan membuatku patah semangat lagi. Aku lebih memilih mencintai daripada mengharap dicintai yang belum tentu pasti. Biarpun aku bertepuk sebelah tangan, tapi aku tau hatiku tulus. Mungkin untuk sa’at ini, hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi kedepan nya.

Memang mala pernah menelpon dalam beberapa waktu akhir ini. Tapi aku anggap itu hanya sapaan seorang teman saja, biarpun aku menaruh cinta padanya. Tapi aku tidak semestinya harus memiliki dia. Sampai akhirnya

“ Asslamu’alaikum Aby …! Suara itu terdengar dari seberang.

“wa’alaikum salam mala, apa kabar ?

Tanya ku basa basi, aku ingin suasana nya biasa-biasa aja. Aku tidak mau terlarur dalam harapan hampa yang tidak jelas.

“ baik, Aby sendiri gimana kabar nya ? tanya nya lagi.

“Aby baik-baik aja tuh, ada apa mala ? kok tumbe telpon Aby ?

Sindir ku ingin tau kenapa tiba-tiba dia telpon..

“nggak, pengen tau kabar aja. Udah lama nggak ada kabar dari Aby. Kirain lupa hehehe. Ya udah kalo gitu, udah dulu ya by. Lagi sibuk ni, nanti deh telpon lagi.

“iya udah, makasih dah nelpon..

“Salamu’alaikum..

“wa’alaikum salam. Jawab ku

Sebenarnya aku sedih banget waktu dia telpon itu, tapi aku berusaha banget untuk biasa-biasa aja. Kini aku lebih bisa menguasai diriku, aku tidak mengharap dia mencintaiku. Tapi aku akan mencintai dia. Malam itu akan selalu terkenangan dalam ingatan ku. Malam yang sangat bahagia yang pernah aku rasakan, aku begitu senang malam itu. Sampai-samapi aku harus jadi manyat hidup karena kehilangan malam itu. Dan aku juga tidak pernah mendesak mala lagi untuk meberiku jawaban.

Sampai suatu pagi aku menelpon Mala, tepat nya hari rabu 25 nov. kita ngobrol biasa-biasa aja waktu itu. Aku hanya bilang kangen ma dia, dan dia bilang itu wajar dan manusiawi. Aku faham akan itu, tentu saja aku tidak dapat berharap banyak dari dia. Dan dia juga tidak mau aku mengharap lebih dari dia. Aku faham akan hal itu, dan aku juga tidak akan mengharap lebih lagi dari dia. Kalo jodoh nggak akan kemana.

Di tengah-tengah pembicaraan tiba-tiba saja Mala bertantya..

“Emang Mala harus jawab apa ke Aby ?

Aku hanya tersenyum sendiri, aku mengerti maksud dia itu. Dan aku menjawab nya dengan tetap berusaha untuk tenang.

“ Nggak tau Mala, yang jelas apapun yang Mala putuskan, pasti itu sesuai dengan hati Mala kan ? Aby nggak akan bisa memaksa Mala untuk jawab apa-apa.

Mala diam dan akupun diam … hening sekali.

“Mala nggak bisa..

Mala mulai mengeluarkan suara lagi.

“Iya Aby tau, nggak apa-apa kok. Santai aja dan jalani aja. Apa yang udah Mala putuskan.

Aku berbohong sama Mala, padahal hatiku sa’at itu hancur banget, kepalaku bagaikan disambar petir disiang hari. Ingin sekali menangis, tapi airmata ini kering rasanya. Ingin berteriak keras, tapi suara ini terasa hilang semerta. Sungguh sakit sekali terasa indeep my heart. Tapi aku tetap harus kuat, itu adalah keputusan Mala, tentunya dia telah memikirkan panjang lebar untuk memilih. Aku akan menghargai itu, mungkin sewaktu samau dia tidak sebahagia aku. Mungkin juga dia hanya butuh tempat singgahan karena kesepian waktu malam itu. Aku berusaha yakin bahwa diriku tidak apa-apa. Meskipun sakit sekali rasanya dalam lubuh hatiku.

“Ma’afin Mala ya, mungkin Mala salah dulu. Malam terlalu ngasih Aby harapan, tapi waktu itu Mala pun bingung. Hubungan Mala sama dia tidak jelas, kami hilang komunikasi gitu. Makanya Mala nggak bisa kasih jawaban waktu itu. Tapi sekarang Mala bisa jawab ke Aby. Mala tau Aby pasti bakalan marah banget sama mala, pasti Aby benci banget sama Mala..

“Iya, manusiawi kan kalo Aby marah. Tentu Aby akan kecewa banget. Tapi itukan keputusan Mala. Selamat menjalani aja, semoga langgeng dan bahagia. Ma’afin Aby jika ada salah..

Sungguh aku tidak tau apa yang aku bicarakan lagi, aku tidak sadar lagi kata-kata apa yang keluar dari mulut ini. Jiwaku masih tersentak dengan jawaban Mala itu. Aku sedih, tapi aku tidak mau menunjukkan Mala. Aku masih mengharap itu adalah bohong. Aku masih berharap ada harapan buatku untuk mendapatkan Mala. Tapi aku tau itu tidak mungkin ada lagi.

“Ma’afin Mala ya By. Tapi kita masih sahabatan kan ? Aby masih mau telpon atau sms Mala kan ?

Aku hanya bisa diam seribu bahasa. Berusaha menerima apa yang terjadi, meskipun sakit rasa hatiku. Sedih rasanya di hati yang paling dalam.

“Nggak apa-apa Mala. Semoga Mala langgeng ama dia yah, jagain perasaan itu. Masa depan suatu hubunga itu tergantung gimana kita ngejalanin nya. Jagain lah kepercayaan yang ada dan cinta yang ada. Itu aja dari Aby, makasih ya Mala selama ini dan mau dekat ma Aby.

Setelah itu hanya kebisuan yang ada, sampai akhirnya aku minta diri untuk tutup telpon. Pingin rasanya menangis sekeras-kerasnya.

“ya udah ya, udah dulu ya. Ada Aby mau kerjain tugas dulu. Makasih ya Mala …Wassalamu’alaikum Mala…

Aku terus menutup telpon tanpa menunggu jawaban salam dari dia. Aku nggak kuat rasanya mendengar salam terakhir itu. Sungguh aku nggak akan sanggup kalo di minta untuk sms atau telpon dia lagi. Aku bakal sedih banget. Aku terduduk diam membisu disudut ruang kamarku. Mengenang kembali waktu-waktu yang pernah ada. Sekarang aku tidak memilikinya lagi. Tiba-tiba terukir senyum diwajahku, perasaan lega terasa didada. Dalam hati aku berguman..

“Sungguh lega hati ini, telah mendapatkan jawaban yang sebenarnya. Semoga Allah selalu mema’afkan semua hamba-hamba Nya yang bersalah. Dan semoga dia diberkati-Nya. Aminn …

Tidak ada komentar:

Adsense Indonesia