Mungkin baru beberapa minggu ini saya masuk ke agensi khusus (Maksudnya Eskul khusus) yang bertujuan untuk melindungi satwa yang hampir punah, Eskul ini bernama Tarsius. Emang bener sih, saya cuma tw dikit tentang tarsius. Tapi saya termasuk pecinta binatang yang tidak ingin melihat spesies imut seperti ini musnah dari muka bumi. Sekarang saya jelasin dulu tentang tarsius (Dari Google).
Tarsius merupakan primata primitif (Prosimii) dari famili Tarsidae
merupakan primata endemik Indonesia yang tersebar di Kepulauan Sumatera,
Sulawesi dan Kalimantan. Hewan tarsius memiliki tubuh kecil, unik, dan
mirip beruang mini, sehingga hewan tersebut banyak digemari sebagai pet
(hewan peliharaan). Tarsius mempunyai mata bulat besar dengan gerakan
menyamping, dan dapat melompat secara membalik 180o. Karena keunikan
yang dimiliki hewan tersebut, menjadikan hewan ini terus diburu untuk
diperdagangkan secara ilegal sebagai pet terutama dari wilayah Sumatera.
Semenjak tahun 1931, tarsius sudah dilindungi berdasarkan Peraturan Perlindungan Binatang Liar Nomor 266 tahun 1931, diperkuat dengan Undang-undang Nomor 5 tahun 1990, serta SK Menteri Kehutanan Nomor 31/Kpts-II/1991 yang dikeluarkan tanggal 10 Juni 1991. Tarsius juga termasuk dalam daftar hewan yang dilarang diperdagangkan dalam Daftar Appendix II CITES. Meskipun demikian IUCN (International Union for Conservation of Nature anda Natural Resources), lembaga dunia yang mengurusi perlindungan alam, masuk memasukkan tarsius khususnya tarsius Belitung, dalam kategori kurang data (data deficient). Hal ini berarti masih diperlukan penelitian-penelitian untuk melengkapi data tersebut sehingga dapat ditingkatkan status konservasinya.
Menurut saya, tarsius telah banyak kehilangan habitat awalnya. Hutan-hutan primer sudah tidak ada lagi, ditebang untuk diambil kayunya, dijadikan lahan perkebunan, baik perkebunan lada oleh masyarakat maupun perkebunan sawit dalam skala besar, serta pembukaan lahan untuk tambang timah inkonvensional. Primata ini juga sering diperjualbelikan atau bahkan ditembak oleh masyarakat yang pergi berburu, sekedar membuang sial ataupun melepas peluru pada senapan anginnya. Padahal tarsius sama sekali tidak pernah mengganggu ataupun merugikan manusia, dan sama sekali tidak mendatangkan kesialan seperti yang selama ini diyakini oleh penduduk yang pergi berburu.
Saya sangat prihatin sekali akan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya menjaga lingkungan dan hewan langka seperti Tarsius ini. Berbeda dengan negara-negara berkembang lain (Setahu saya), mereka masih mengutamakan tentang perlindungan hewan.
Akankah Tarsius menjadi spesies yg aman dan terhindar dari kepunahan. Semoga saja. Saya sangat mengharapkan demikian.
1 komentar:
Tarsius emang super unik. Btw, omong-omong soal tarsius, di belitung agak sedikit beda loh guys.
Tarsius Bancanus Saltator - The Ancient Primate from Belitung
Posting Komentar